
Makna Islam 1 . Islam adalah sebuah ajaran fitrah, ajaran yang berlandasakan atas penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah swt. yakni penyerahan diri kepada Tuhan Allah atas adanya (eksistensi) Tuhan dalam tatanan alam semesta, Tuhan yang memiliki kekuasaan mutlak atas seluruh makhluk, Tuhan yang Maha Esa, tunggal. Dengan demikian, maka makna pengertian kata Islam 1, dapat kita sederhanakan adalah sebuah ajaran yang berlandaskan atas penyerserahan diri kepada Tuhan Allah swt.
2.
Kata Islam yang berasal dari kata Salama ( سلم ) dan Salima ( سلم ).
فعل النهي |
فعل الأمر |
اسم مفعول |
اسم فاعل |
مصدر |
فعل مضارع |
فعل ماض |
Bentuk Kata Larangan |
Bentuk Kata Perintah |
Obyek/Yang dikenai perbuatan |
Subyek/Pelaku |
Kata benda |
Kata kerja bentuk sedang/akan |
Kata kerja bentuk lampau |
لَا تَسْلَمْ |
اِسْلَمْ |
مَسْلُومٌ |
سَالِمٌ |
سَلْمً |
يَسْلَمُ |
سَلَمَ |
لَا تَسْلَمْ |
اِسْلَمْ |
مَسْلُومٌ |
سَالِمٌ |
سَلْمً |
يَسْلَمُ |
سَلِمَ |
Jangan Selamatkan |
Damailah/ Sejahteralah |
Orang Yang Diselamatkan/ Didamaikan |
Orang Yang Selamat, Damai |
Kesejahteraan/ Kedamaian/ Ketenteraman |
Selamat, sejahtera |
Selamat, damai, sejahtera |
Kata Salama dan Salima. Dapat berarti: selamat, damai, atau sejahtera. Dan Berikut ini ayat-ayat di dalam Al-Qur’an yang menggunakan turunan kata yang berasal dari bentuk kata salama atau salima :
قُلْنَا يٰنَارُ كُوْنِيْ بَرْدًا وَّسَلٰمًا عَلٰٓى اِبْرٰهِيْمَ ۙ ٦٩ ( الانبياۤء/21: 69
- Kami (Allah) berfirman, “Wahai api! Jadilah kamu dingin, dan keselamatan-lah atas Ibrahim!” (Al-Anbiya’/21:69)
دَعْوٰىهُمْ فِيْهَا سُبْحٰنَكَ اللّٰهُمَّ وَتَحِيَّتُهُمْ فِيْهَا سَلٰمٌۚ وَاٰخِرُ دَعْوٰىهُمْ اَنِ الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ ࣖ ١٠ ( يونس/10: 10-10)
- Doa mereka di dalamnya ialah, “Subhanakallahumma” (Mahasuci Engkau, ya Tuhan kami), dan salam penghormatan mereka ialah, “Salam” (salam sejahtera). Dan penutup doa mereka ialah, “Al-hamdu lillahi Rabbil ‘alamin” (segala puji bagi Allah Tuhan seluruh alam). [QS.Yunus [10]:10].
وَاِذَا جَاۤءَكَ الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِاٰيٰتِنَا فَقُلْ سَلٰمٌ عَلَيْكُمْ كَتَبَ رَبُّكُمْ عَلٰى نَفْسِهِ الرَّحْمَةَۙ اَنَّهٗ مَنْ عَمِلَ مِنْكُمْ سُوْۤءًاۢ بِجَهَالَةٍ ثُمَّ تَابَ مِنْۢ بَعْدِهٖ وَاَصْلَحَ فَاَنَّهٗ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ ٥٤ ( الانعام/6: 54)
- Dan apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami datang kepadamu, maka katakanlah, “Salamun ‘alaikum (selamat sejahtera untuk kamu).” Tuhanmu telah menetapkan sifat kasih sayang pada diri-Nya, (yaitu) barang-siapa berbuat kejahatan di antara kamu karena kebodohan, kemudian dia bertobat setelah itu dan memperbaiki diri, maka Dia Maha Pengampun, Maha Penyayang. (Al-An’am/6:54)
اُدْخُلُوْهَا بِسَلٰمٍ اٰمِنِيْنَ ٤٦ ( الحجر/15: 46)
- (Allah berfirman), “Masuklah ke dalamnya (Surga) dengan sejahtera dan aman.” (Al-Hijr/15:46)
Makna kata salaaman atau salaamun pada ayat di atas dapat bermakna: keselamatan, keamanan, kesejahteraan, atau kehormatan. Makna ayat tersebut memberi kesan bahwa, ajaran Islam sesungguhnya adalah ajaran yang mengajarkan pemeluknya untuk memberikan keselamatan, rasa aman, kesejahteraan, dan kehormatan bagi seluruh makhluk dan hamba Tuhan lainnya di alam semesta, terutama sesama manusia.
Contoh lainnya di dalam Al-Qur’an yang seakar dengan kata Salama terdapat kata Salm tau as-Salm yang memiliki kesan makna damai atau kedamaian. Sebagaimana firman Allah sbb:
۞ وَاِنْ جَنَحُوْا لِلسَّلْمِ فَاجْنَحْ لَهَا وَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗاِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ ٦١ ( الانفال/8: 61-61)
- “Dan jika mereka condong kepada kedamaian, maka condonglah kepadanya dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Anfal : 61.)
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا ادْخُلُوْا فِى السِّلْمِ كَاۤفَّةً ۖوَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ ٢٠٨ ( البقرة/2: 208-208)
- Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam kedamaian secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu. [QS.Al-Baqarah [2]:208].
ۨادْخُلُوْهَا بِسَلٰمٍ ۗذٰلِكَ يَوْمُ الْخُلُوْدِ ٣٤ ( ق/50: 34)
- masuklah ke (dalam surga) dengan aman dan damai. Itulah hari yang abadi.” (Qaf/50:34)
Kata as–Salm pada ayat di atas dapat bermakna: damai atau kedamaian. Makna ini seolah memberi kesan bahwa salah satu ciri utama dan tujuan dari ajaran Islam itu sesungguhnya adalah: kedamaian pikiran, jiwa dan raga. Dengan kedamaian pikiran, jiwa dan raga itu, maka kehidupan umat manusia akan senantiasa berada dalam ketenangan dan ketenteraman, yang itu akan membuatnya bahagia dalam menjalani kehidupannya di alam dunia. Sehingga dengan kebahagiaan, ia (manusia itu) akan sampai pada kesadaran, dan kesadaran itulah sesungguhnya sesuatu yang berharga dari diri seorang manusia, karena ketika ia berada dalam kesdarannya, maka ia senantiasa berada dalam petunjuk serta bimbingan Tuhan. Untuk itulah setan dan Iblis akan senantiasa mengintai untuk menyusup masuk mempengaruhi pikiran dan hati manusia untuk melumpuhkan kesadarannya disetiap detik dari hirupan nafasnya. Agar dengan itu manusia akan senantiasa berada dalam ketidaksadaran ketika dalam melakukan segala aktivitasnya, sehingga hilanglah nama Allah di dalam dirinya, yang itu menjadikan manusia suka lalai dari tujuan hidupnya, lupa berterima kasih, bahwa segala sesuatu yang diperolehnya sejatinya dari Allah, bebal dan suka membangkang, arogan, bertindak semau-maunya, dan semena-mena, lalu tamak/rakus dengan harta dan segala yang sifatnya duniawi, dan sifat-sifat negative lain sebagainya, yang kesemuanya merupakan dampak dari hilangnya kesadaran akan adanya Tuhan dalam dirinya.
Atau dapat juga kata as-Salm pada ayat tersebut di atas, memberi kesan makna bahwa Islam sejatinya merupakan agama yang mengajarkan umatnya untuk senang dengan kedamaian dan senantiasa untuk memperjuangkan perdamaian, bukan malah memelihara konflik atau peperangan dan kekacauan. Agar dengan menebar kedamaian, maka seluruh makhluk yang hidup di bumi senantiasa berada dalam kedamaian, ketenangan, ketenteraman dan sama-sama dapat merasakan kenikmatan dan kebahagiaan dalam menjalani kehidupannya di alam dunia.
Dan contoh lainnya di dalam Al-Qur’an yang seakar dengan kata Salama terdapat kata as-Salam yang memiliki kesan makna berdamai, menyerah, tunduk atau patuh. Sebagaimana firman Allah sbb:
وَاَلْقَوْا اِلَى اللّٰهِ يَوْمَىِٕذِ ِۨالسَّلَمَ وَضَلَّ عَنْهُمْ مَّا كَانُوْا يَفْتَرُوْنَ ٨٧ ( النحل/16: 87)
- Dan mereka menyatakan kepada Allah pada hari perdamaian, dan lenyaplah segala yang mereka ada-adakan. (An-Nahl/16:87)
الَّذِيْنَ تَتَوَفّٰىهُمُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ ظَالِمِيْٓ اَنْفُسِهِمْ ۖفَاَلْقَوُا السَّلَمَ مَا كُنَّا نَعْمَلُ مِنْ سُوْۤءٍ ۗبَلٰىٓ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌۢ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ ٢٨ ( النحل/16: 28)
- (yaitu) orang yang dicabut nyawanya oleh para malaikat dalam keadaan (berbuat) zalim kepada diri sendiri, lalu mereka menyerah (sambil berkata), “Kami tidak pernah mengerjakan sesuatu kejahatanpun.” (Malaikat menjawab), “Pernah! Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang telah kamu kerjakan.” (An-Nahl/16:28)
فَلَا تَهِنُوْا وَتَدْعُوْٓا اِلَى السَّلْمِۖ وَاَنْتُمُ الْاَعْلَوْنَۗ وَاللّٰهُ مَعَكُمْ وَلَنْ يَّتِرَكُمْ اَعْمَالَكُمْ ٣٥ ( محمّد/47: 35)
- Maka janganlah kamu lemah dan mengajak damai karena kamulah yang lebih unggul dan Allah (pun) beserta kamu dan Dia tidak akan mengurangi segala amalmu. (Muhammad/47:35)
Kata salam atau as-Salam pada ayat tersebut di atas, memberi kesan makna yakni, perdamaian, penyerahan, ketertundukan, dan kepatuhan. Pengertian tersebut seolah memberikan kesan makna bahwa, ketertundukan, kepatuhan, ketaatan, perdamai dan penyerahkan diri sepenuhnya terhadap segala hukum ketetapan Allah yang berlaku adalah merupakan karakter atau sifat dari ajaran Islam. Orang-orang yang suka melanggar, tidak mengindahkan aturan-aturan yang berlaku dan suka mengabaikan perjanjian atau kesepakatan bukanlah karakter atau sifat dari ajaran Islam, orang-orang yang arogan, angkuh dan tidak tunduk dan taat atas hukum-hukum yang berlaku bukanlah karakter atau sifat dari ajaran Islam. Orang-orang yang tidak dapat menciptakan sebuah perdamaian, dan lebih suka dengan pembangkangan, pemberontakan dan pengkhianatan bukanlah karakter atau sifat dari ajaran Islam. Demikian itulah kesan makna dari kata salam atau as-Salam.
Dan contoh lainnya di dalam Al-Qur’an yang seakar dengan kata Salama terdapat kata Dar as-Salam atau Darussalam yang memiliki kesan makna Surga atau Tempat yang penuh dengan kedamaian, kesejahteraan, keberkahan dan Kemakmuran. Sebagaimana firman Allah sbb:
وَاللّٰهُ يَدْعُوْٓ اِلٰى دَارِ السَّلٰمِ ۚوَيَهْدِيْ مَنْ يَّشَاۤءُ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ ٢٥ ( يونس/10: 25)
Dan Allah menyeru (manusia) ke Darus-salam (surga), dan memberikan petunjuk kepada orang yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus (Islam). (Yunus/10:25).
۞ لَهُمْ دَارُ السَّلٰمِ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَهُوَ وَلِيُّهُمْ بِمَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ ١٢٧ ( الانعام/6: 127)
- Bagi mereka (disediakan) tempat yang damai (surga) di sisi Tuhannya. Dan Dialah pelindung mereka karena amal kebajikan yang mereka kerjakan. (Al-An’am/6:127)
Ayat tersebut di atas memiliki kesan makna bahwa, orang-orang yang telah sampai padanya sebuah kedamaian (as-Salm), jiwa dan pikirannya akan senantiasa lapang, ia akan dapat menikmati aneka anugerah Tuhan yang terhampar di alam semesta. Baginya, kesempitan, kemalangan, kekurangan, kesengsaraan tidak menjadikan jiwa dan pikirannya sempit, denyut nadi dan hatinya senantiasa senada dengan frekwensi Tuhan. Oleh karena itu, pikiran dan jiwanya senantisa berada dalam ketenteraman dan kedamaian. Dan hal itulah yang mengantarkannya ke kebahagiaan hidup yang ia rasakan di kehidupan dunia maupun di kehidupan setelahnya. Dan di kehidupan akhirat ia akan menempati sebuah tempat yang penuh dengan kedamaian, ketenteraman, kesejahteraan, keberkahan dan kebahagiaan yang sempurna. Dan tempat itulah yang disebut di dalam ayat tersebut dengan Darussalam, yakni Surga.
Dan ayat tersebut di atas seperti memberi kesan makna bahwa, tujuan dari ajaran Islam sebenarnya adalah mengantarkan umat manusia sampai ke dalam Surga. Yakni, sebuah tempat yang penuh dengan kedamaian, ketenteraman, kesejahteraan, keberkahan dan kebahagiaan yang sempurna. Dan itulah sejatinya tujuan dari seluruh rangkaian petualangan hidup yang ditempuh oleh umat manusia.
Untuk itu, doa/zikir yang sering kita baca setelah selesai shalat fardhu adalah :
اللهم انت السلام ومنك السلام واليك يعود السلام وحينا ربنا بلسلام ودخلن جنّت دار السلام
“Ya Yallah, engkaulah (Zat) Yang Maha Damai, dan dari-Mulah kedamaian, dan kepada-Mu kembali (segala) kedamaian, dan hidupkanlah kami dengan kedamaian, dan masukkanlah kami (ke) tempat (yang penuh) dengan kedamaian (Surga).”